Nama : Sandrianti
Nim : 1810715120004
Prodi : Agrobisnis perikanan
Arus Lintas Indonesia (ARLINDO)
Nim : 1810715120004
Prodi : Agrobisnis perikanan
Arus Lintas Indonesia (ARLINDO)
v Pengertian ARLINDO
ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) adalah arus dari
Samudra Pasifik ke Samudra Hindia lewat selat-selat yang disebabkan oleh
perbedaan Tinggi Paras Laut antara kedua samudra tersebut.
Arlindo merupakan bagian penting dalam sirkulasi samudra dunia dalam
penghantaran panas (heat). Massa air yang terangkut oleh Arlindo dipengaruhi oleh
adanya El Niño dan La Niña. Dampak El Niño dan La Niña terhadap kehidupan di
laut Nusantara belum banyak dikaji. Terdapat beberapa kenyataan yang
menunjukkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) yang dapat dikaitkan
dengan El Niño. Kajian terintegrasi mengenai El Niño perlu ditingkatkan untuk
mengantisipasi dampak negatif yang dapat ditimbulkannya.
Jalur Arlindo dimulai dari perairan
antara Mindanao dan Halmahera, mengalir masuk melalui selat Makassar sebagai
jalur utamanya. Setelahnya ia meninggalkan perairan Indonesia melalui selat
Lombok dan sebagian besar lainnya berbelok melalui laut Flores, laut Banda dan
memasuki samudra Hindia. Webster et al (1998) menyatakan bahwa aliran bahang
Arlindo adalah dapat dibandingkan terhadap aliran bersih permukaan di utara
samudra Hindia dan sejumlah fraksi substansial dari aliran bahangnya. Beberapa
hasil model penelitian mengungkapkan ketergantungan suhu permukaan dan simpanan
bahang permukaan samudra Pasifik dan Hindia terhadap arus lintas ini. Di
saat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari Samudra Pasifik ke
Samudra Hindia, dengan volume massa air rata-rata sekitar 10,5 juta meter
kubik per detik.
Terjadinya arlindo terutama
disebabkan oleh bertiupnya angin pasat tenggara di bagian selatan Pasifik dari
wilayah Indonesia. Angin tersebut mengakibatkan permukaan bagian tropik
Lautan Pasifik Barat lebih tinggi dari pada Lautan Hindia bagian timur.
Hasilnya terjadinya gradien tekanan yang mengakibatkan mengalirnya arus dari
Lautan Pasifik ke Lautan Hindia. Arus lintas Indonesia selama Muson
Tenggara umumnya lebih kuat dari pada di Muson Barat Laut. Webster et al.
(1998) menyatakan bahwa aliran bahang Arlindo adalah dapat dibandingkan
terhadap aliran bersih permukaan di utara samudra Hindia dan sejumlah fraksi
substansial dari aliran bahangnya’. Beberapa hasil model penelitian
mengungkapkan ketergantungan suhu permukaan dan simpanan bahang permukaan
samudra Pasifik dan Hindia terhadap arus lintas ini. Kedua samudra tersebut
akan sangat berbeda jika tanpa Arlindo, Ketiadaan Arlindo akan meningkatkan
permukaan laut di Pasifik dan menurunkannya di Hindia sebanyak 2-10 cm.
Sumber air yang dibawa oleh Arlindo
berasal dari Lautan Pasifik bagian utara dan selatan. Perairan Selat
Makasar dan Laut Flores lebih banyak dipengaruhi oleh massa air laut Pasifik
Utara sedangkan Laut Seram dan Halmahera lebih banyak dipengaruhi oleh massa
air dari Pasifik Selatan. Gordon et al. (1994) mengatakan
bahwa massa air Pasifik masuk kepulauan Indonesia melalui 2 (dua) jalur utama,
yaitu:
1. Jalur Barat
Dimana massa air masuk melalui Laut Sulawesi
dan Basin Makasar. Sebagian massa air akan mengalir melalui
Selat Lombok dan berakhir di Lautan Hindia sedangkan sebagian lagi dibelokan ke
arah timur terus ke Laut Flores hingga Laut Banda dan kemudian keluar ke Lautan
Hindia melalui Laut Timor.
2. Jalur Timur
Dimana massa air masuk melalui Laut Halmahera
dan Laut Maluku terus ke Laut Banda. Dari Laut Banda, menurut Gordon
(1986) dan Gordon et al.,(1994) massa air akan mengalir mengikuti 2
(dua) rute. Rute utara Pulau Timor melalui Selat Ombai, antara Pulau Alor
dan Pulau Timor, masuk ke Laut Sawu dan Selat Rote, sedangkan rute selatan
Pulau Timor melalui Basin Timor dan Selat Timor, antara Pulau
Rote dan paparan benua Australia.
v Tiga faktor yang mempengaruhi
variabilitas ARLINDO adalah:
1. Perubahan sirkulasi termoklin secara
global selama Heinrich events yang dipicu oleh pendinginan belahan bumi bagian
utara
2. Meningkatnya pasokan air yang
relatif tawar dari Laut Jawa akibat naiknya muka laut pada kurun waktu 60 – 47
ka
3. Perubahan muson Australasia akibat
insolasi dan diiringi oleh migrasi batas hidrologi Samudera Hindia dan ARLINDO
pada kurun waktu 46 – 40 ka.
Komentar
Posting Komentar